Dasar cewek!" begitulah umpatan jengkel kaum pria di jalan raya bila laju mobilnya terhambat mobil lain yang pengemudinya wanita. Di jalanan kaum hawa dianggap tidak terampil mengemudi. Mereka dicap lamban, ragu-ragu, atau malah ngawur. Terlebih memarkir mobil, wanita sering menempatkan kendaraan seenak udelnya alias malang melintang nggak karuan.
kompas
kemaren ada pesta salad di lab...hmmmm, menyenangkan. yang buat teh ian. gak ada yang dirayain sih cuma dapet rezeki aja
dah lama gak nulis yaaaa. benaaarrr....dah 1 tahun 1 bulan...heheheheheeee. males banget. lagian masih sibuk analisa gen2 itu. bulan kemaren juga harus pulkam coz ortu ke tanah suci n bulan ini sibuk dengan uas n nyari bahan buat presentasi...hikz, kapan semuanya berlalu.....
kemaren2 aq mendapat berita kalo temanku ada yang dah nikah. gak bilang2 lagi. tapi dia bilang nikah siri. hmmm...nikah siri??? jadi tertarik untuk mengetahuinya. alasan temenku untuk nikah siri coz dia n istrinya sama2 sedang kuliah n biaya hidup masih dengan orang tua. selain itu supaya lebih halal kalo 'bergaul'...gitu toh. yaaa masuk akal juga sih, daripada nantinya terlampau jauh...Nikah siri yang sifatnya serba rahasia dan tidak tercatat di KUA dapat sangat merugikan perempuan, apalagi kalau sudah beranak-pinak. Bila terjadi yang tidak baik, negara tidak dapat membela dia. selain itu alasan knapa banyak yang mengambil jalan nikah siri, karena sebagai legalisasi pergaulan dalam kaca mata agama. Nikah siri dalam koridor agama adalah sah. Sehingga hubungan seks pun menjadi legal. Artinya, dengan nikah siri minimal menghapuskan praktik perzinahan...hmmm.
Toh demikian, orang kerapkali ragu untuk langsung memutuskan pernikahan melalui jalur resmi. Di sinilah, nikah siri menemukan tempatnya. Di samping menggusur pergaulan bebas, juga minimal tidak dianggap keliru oleh agama. Pendek kata, nikah siri adalah akhafu dharurain yang bisa diambil. Jadi nikah siri mengapa tidak?
suaramerdeka
